Unsur-unsur logam bila bersenyawa dengan unsur-unsur non logam mempunyaikecenderungan untuk membentuk ikatan ion. Bagaimana pendapat Anda tentangpernyataan ini? Jelaskan
PEMBAHASAN
unsur-unsur logam bila bersenyawa dengan unsur-unsur non-logam mempunyai kecenderungan untuk membentuk ikatan ion. Hal ini dikarenakan unsur logam membentuk kestabilan dengan cara melepaskan elektron dan unsur non logam membentuk kestabilan dengan cara menerima elektron. Karena adanya serah terima elektron unsur logam dan non logam ini membentuk ikatan ion.
Kestabilan unsur
Pada tahun 1916, ilmuan bernama Lewis dan Langmuir menyatakan bahwa unsur gas mulia sukar untuk bereaksi dengan unsur yang lainnya ataupun dengan unsur sejenisnya, hal ini karena elektron valensinya sudah penuh. Sehingga unsur yang paling stabil adalah unsur gas mulia (golongan VIIIA). Pada konfigurasi elektron gas mulia, elektron valensi gas mulia sudah penuh yaitu delapan (oktet) kecuali He yaitu dua (duplet.).
₂He = 2
₁₀Ne = 2. 8
₁₈Ar = 2. 8. 8
₃₆Kr = 2. 8. 18. 8
₅₄Xe = 2. 8. 18. 18. 8
₈₆Rn = 2. 8. 18. 32. 18. 8
Oleh karena itu unsur yang memiliki konfigurasi serupa dengan gas mulai akan stabil dan konfigurasi elektron yang tidak serupa dengan gas mulia akan tidak stabil. Lalu, bagaimana unsur yang lain agar stabil?
Untuk unsur yang lain mencapai kestabilannya dengan cara :
1. Unsur logam cenderung melepaskan elektron
2. Unsur nonlogam cenderung menerima elektron
Dengan cara melepaskan atau menerima elektron tersebutlah unsur selain gas mulia dapat stabil sehingga konfigurasi elektron akan mirip dengan gas mulia. Unsur logam yang melepaskan elektron akan membentuk ion positif dan unsur nonlogam yang menerima elektron akan membentuk ion negatif.
Aturan duplet berlaku jika unsur yang melepas atau menerima elektron membentuk kestabilan (konfigurasi elektron) seperti unsur gas mulia He (2). Sedangkan aturan oktet berlaku jika unsur yang melepas atau menerima elektron membentuk kestabilan (konfigurasi elektron) seperti unsur gas mulia Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn (8).
IKATAN ION
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron atau serah terima elektron dari satu atom ke atom lain. Ikatan ion dapat terjadi antara logam (melepaskan elektron) dengan non logam (menerima elektron). Atom logam akan melepaskan elektron untuk mencapai kestabilan sehingga membentuk ion positif yang disebut kation, sedangkan atom non logam akan menerima elektron untuk mencapai kestabilan sehingga membentuk ion negatif yang disebut anion. Antara ion-ion yang berlawanan muatan ini terjadi tarik-menarik (gaya elektrostastis) yang disebut ikatan ion (ikatan elektrovalen).
Contoh ikatan ion :
a. ₁₉K dan ₉F
₁₉K (2. 8. 8. 1) → (2. 8. 8) + e
₉F (2. 7) + e → (2.8)
Untuk mencapai kestabilan yaitu oktet (8) unsur K (2. 8. 8. 1) melepas 1 elektron terluarnya selanjutnya akan ditangkap atau diterima oleh unsur F (2. 7) agar unsur F mencapai kestabilan (oktet/8). Unsur K melepas satu elektron sehingga membentuk ion positif satu (kation) sedangkan unsur F menerima satu elektron sehingga membentuk ion negatif satu (anion).
+ → KF
b. ₁₁Na dan ₈O
₁₁Na (2. 8. 1) → (2. 8) + e
₈O (2. 6) + 2e → (2.8)
Untuk mencapai kestabilan unsur Na membentuk ion positif dengan cara melepaskan satu elektron, sedangkan unsur O mencapai kestabilan membentuk ion negatif dengan cara menerima dua elektron.
2 + → Na₂O
c. ₁₂Mg dan ₈O
₁₂Mg (2. 8. 2) → (2. 8) + 2e
₈O (2. 6) + 2e → (2.8)
Untuk mencapai kestabilan unsur Mg membentuk ion positif dengan cara melepaskan dua elektron, sedangkan unsur O mencapai kestabilan membentuk ion negatif dengan cara menerima dua elektron.
+ → MgO
d. ₁₂Mg dan ₁₇Cl
₁₂Mg (2. 8. 2) → (2. 8) + 2e
₁₇Cl (2. 8. 7) + e → (2.8.8)
Untuk mencapai kestabilan unsur Mg membentuk ion positif dengan cara melepaskan dua elektron, sedangkan unsur Cl mencapai kestabilan membentuk ion negatif dengan cara menerima satu elektron.
+ 2 → MgCl₂
PEMBAHASAN BUKU KIMIA ERLANGGA LENGKAP MATERI IKATAN KIMIA
Kestabilan unsur
Pada tahun 1916, ilmuan bernama Lewis dan Langmuir menyatakan bahwa unsur gas mulia sukar untuk bereaksi dengan unsur yang lainnya ataupun dengan unsur sejenisnya, hal ini karena elektron valensinya sudah penuh. Sehingga unsur yang paling stabil adalah unsur gas mulia (golongan VIIIA). Pada konfigurasi elektron gas mulia, elektron valensi gas mulia sudah penuh yaitu delapan (oktet) kecuali He yaitu dua (duplet.).
₂He = 2
₁₀Ne = 2. 8
₁₈Ar = 2. 8. 8
₃₆Kr = 2. 8. 18. 8
₅₄Xe = 2. 8. 18. 18. 8
₈₆Rn = 2. 8. 18. 32. 18. 8
Oleh karena itu unsur yang memiliki konfigurasi serupa dengan gas mulai akan stabil dan konfigurasi elektron yang tidak serupa dengan gas mulia akan tidak stabil. Lalu, bagaimana unsur yang lain agar stabil?
Untuk unsur yang lain mencapai kestabilannya dengan cara :
1. Unsur logam cenderung melepaskan elektron
2. Unsur nonlogam cenderung menerima elektron
Dengan cara melepaskan atau menerima elektron tersebutlah unsur selain gas mulia dapat stabil sehingga konfigurasi elektron akan mirip dengan gas mulia. Unsur logam yang melepaskan elektron akan membentuk ion positif dan unsur nonlogam yang menerima elektron akan membentuk ion negatif.
Aturan duplet berlaku jika unsur yang melepas atau menerima elektron membentuk kestabilan (konfigurasi elektron) seperti unsur gas mulia He (2). Sedangkan aturan oktet berlaku jika unsur yang melepas atau menerima elektron membentuk kestabilan (konfigurasi elektron) seperti unsur gas mulia Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn (8).
IKATAN ION
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron atau serah terima elektron dari satu atom ke atom lain. Ikatan ion dapat terjadi antara logam (melepaskan elektron) dengan non logam (menerima elektron). Atom logam akan melepaskan elektron untuk mencapai kestabilan sehingga membentuk ion positif yang disebut kation, sedangkan atom non logam akan menerima elektron untuk mencapai kestabilan sehingga membentuk ion negatif yang disebut anion. Antara ion-ion yang berlawanan muatan ini terjadi tarik-menarik (gaya elektrostastis) yang disebut ikatan ion (ikatan elektrovalen).
Contoh ikatan ion :
a. ₁₉K dan ₉F
₁₉K (2. 8. 8. 1) → (2. 8. 8) + e
₉F (2. 7) + e → (2.8)
Untuk mencapai kestabilan yaitu oktet (8) unsur K (2. 8. 8. 1) melepas 1 elektron terluarnya selanjutnya akan ditangkap atau diterima oleh unsur F (2. 7) agar unsur F mencapai kestabilan (oktet/8). Unsur K melepas satu elektron sehingga membentuk ion positif satu (kation) sedangkan unsur F menerima satu elektron sehingga membentuk ion negatif satu (anion).
+ → KF
b. ₁₁Na dan ₈O
₁₁Na (2. 8. 1) → (2. 8) + e
₈O (2. 6) + 2e → (2.8)
Untuk mencapai kestabilan unsur Na membentuk ion positif dengan cara melepaskan satu elektron, sedangkan unsur O mencapai kestabilan membentuk ion negatif dengan cara menerima dua elektron.
2 + → Na₂O
c. ₁₂Mg dan ₈O
₁₂Mg (2. 8. 2) → (2. 8) + 2e
₈O (2. 6) + 2e → (2.8)
Untuk mencapai kestabilan unsur Mg membentuk ion positif dengan cara melepaskan dua elektron, sedangkan unsur O mencapai kestabilan membentuk ion negatif dengan cara menerima dua elektron.
+ → MgO
d. ₁₂Mg dan ₁₇Cl
₁₂Mg (2. 8. 2) → (2. 8) + 2e
₁₇Cl (2. 8. 7) + e → (2.8.8)
Untuk mencapai kestabilan unsur Mg membentuk ion positif dengan cara melepaskan dua elektron, sedangkan unsur Cl mencapai kestabilan membentuk ion negatif dengan cara menerima satu elektron.
+ 2 → MgCl₂
PEMBAHASAN BUKU KIMIA ERLANGGA LENGKAP MATERI IKATAN KIMIA